
ABNEWS – Salah seorang penggagas Kabupaten Pesawaran yang juga Ketua Panitia Pelaksana Persiapan Kabupaten Pesawaran (P3KP), M. Alzier Dianis Thabranie meluruskan kesalahpahaman antara Majelis Punyimbang Adat Lampung (MPAL) Kabupaten Pesawaran dan Dinas Pariwisata setempat, terkait acara Kementerian Pariwisata dan kedatangan Putri Indonesia ke kabupaten yang berjuluk ‘Bumi Andan Jejama’ tersebut.
Menurut Alzier, acara tersebut bukan acara Dinas Pariwisata Kabupaten Pesawaran, namun agenda murni Yayasan Putri Indonesia (YPI) yang berkunjung sekaligus berwisata ke Pulau Pahawang.
“Itu bukan acara atau kegiatan dinas pariwisata, karena dinas pariwisata pesawaran hanya berinisiatif mensupport tamu yang datang,” jelas tokoh Pesawaran ini.
Alzier juga menjelaskan bahwa acara kementerian pariwisata yang dihadiri langsung Menteri Sandiaga Uno itu adalah kegiatan dari kementerian pusat dan menggunakan anggaran kementerian pariwisata.
“Kegiatan itu bukan diselenggarakan dinas pariwisata pesawaran. Jadi itu harus dipahami dan dibedakan dulu. Dalam pelaksanaannya dinas pariwisata pesawaran mensupport kegiatan itu dan diminta menjadi tuan rumah. Mengingat kegiatan itu juga positif dan membantu memperkenalkan ekonomi kreatif untuk provinsi lampung, ya mestinya kita bersyukur pesawaran ditunjuk dan diminta menjadi tuan rumah,” jelas Alzier, seraya menyayangkan adanya polemik antara MPAL dan Dispar Pesawaran.
Ditambahkan mantan Ketua Kadin Provinsi Lampung ini, suatu kehormatan dan kebanggaan bagi masyarakat pesawaran jika daerahnya dijadikan tempat kegiatan event-event nasional.
“Nggak semua daerah diminta dan dapat kesempatan untuk jadi tuan rumah untuk event sekelas nasional seperti itu. Saya kenal baik dengan beliau (Menteri Pariwisata),” terang Alzier, yang berharap kesalahpahaman ini dapat menjadi hikmah bahwa masing-masing memiliki nawaitu yang sama, ingin memajukan Pesawaran.
“Salah paham itu biasa, itu berarti sama-sama memiliki tekat kuat ingin memajukan daerah ini. Ingin melihat pesawaran lebih baik lagi,” tukas mantan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Lampung tiga periode ini.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Pesawaran, Anggun Saputra, dirinya mengklarifikasi tudingan yang menyebut dirinya sengaja tidak melibatkan masyarakat adat dalam setiap program kegiatan yang dilaksanakan.
Terlebih lagi terhadap pernyataan yang menyebutkan pihaknya dikatakan seolah menghalangi terhadap pembangunan industri pariwisata daerah setempat.
”Bagaimana mungkin itu saya lakukan, coba lihat dulu rekam jejaknya. Saya ini siapa, orang mana, keturunan sapa. Saya asli putra daerah, lahir dan besar di sini. Gelar adat saya, Sultan Yang Tuan. Sejak kecil hidup dalam budaya daerah, apa iya saya sanggup berbuat seperti yang dituduhkan itu,” ucap Anggun, Senin (29/5/23).
Namun, Anggun enggan berpolemik mengenai itu. Anggun justru mengatakan dirinya memohon maaf kepada semua pihak jika merasa tidak dihargai karena tidak menerima undangan acara kementrian tersebut.
“Kami dinas pariwisata memohon maaf, mengingat keterbatasan undangan dan hanya untuk peserta workshop kota kreatif perwakilan 14 kabupaten kota. Itu bukan dinas pariwisata yang menentukan, kebetulan kita ketumpangan tempat menjadi ruan rumah,” jelas Anggun.
Sebelumnya, Majelis Punyimbang Adat Lampung (MPAL) Kabupaten Pesawaran meminta Bupati Dendi Ramadhona meninjau kembali jabatan Anggun Saputra sebagai kepala Dinas Pariwisata setempat.
Mereka menyepakati hal itu setelah rapat di sekretariatnya, Senin (29/5/2023). Setelah rapat, MPAL langsung membuat surat resmi permohonannya kepada Bupati Dendi Ramadhona dengan No.12/SK/MPAL/V/2023.
Surat tersebut ditandatangani Ketua MPAL Kabupaten Pesawaran Farifki Zulkarnayen Arif gelar Suntan Junjungan Makhga dan Sekretaris Umum MPAL Kabupaten Pesawaran Rama Diansyah gelar Paksi Sejati.
Alasan mereka, Kadispar Kabupaten Pesawaran Anggun Saputra tidak memiliki kemampuan mumpuni untuk bargaining dan berargumentasi, apalagi membawa pariwisata Pesawaran ke arah yang lebih baik.
Selain itu, alasan mereka, Anggun tidak bisa bersinergi dengan masyarakat adat dalam pembangunan industri pariwisata daerahnya.
Ketua MPAL Kabupaten Pesawaran Farifki Zulkarnayen Arif gelar Suntan Junjungan Makhga mengatakan kecewa dengan kinerja Kadispar yang tidak bisa bersinergi dengan organisasi para punyimbang adat di Bumi Andan Jejama. (*)
Related Posts
Naldi Rinara Dorong Pertumbuhan UMKM di Desa Tertinggal, Terdepan dan Terluar
301 Bintara Polri Angkatan 52 Dilantik, Kapolda Lampung Pesan Jaga Moralitas dan Profesionalisme
Masjid Taufiqurahman Rawa Laut Bandar Lampung Dipasang Antena Provider Telekomunikasi Tanpa Persetujuan Warga FAUZI MALANDA : Ganti Lurah dan Pengurus Masjid Yang Semena – Mena
Kinerja Anggota Sat.Lantas Polsek Kedaton Polresta Bandar Lampung Bripka Nuzirwan Patut Diapresiasi
Kapolda Lampung : “Teguhkan Komitmen Berantas Korupsi untuk Indonesia Maju”
No Responses