Prabowo : Ganjar dan Anies Saudara Saya

 

ABNEWS – Menteri Pertahanan RI yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Letjend TNI (Purn) Prabowo Subianto berpendapat bahwa Demokrasi Indonesia harus punya ciri khas.

Hal ini disampaikan Prabowo saat menjadi pembicara di MNC Forum IXX (70th) di Inews Tower, Jakarta Pusat pada Selasa (30/5/2023).

“Saya berpendapat bahwa demokrasi Indonesia harus punya ciri khas. Demokrasi Indonesia jangan meniru negara lain,” kata Prabowo.

Mantan Pangkostrad ini berpendapat agar dalam demokrasi tidak ada caci maki dan saling mengejek satu sama lain.

“Dalam demokrasi kita harus rukun dan harus ke arah persatuan,” tegasnya.

Mantan komandan pasukan elite TNI (Kopassus) ini pun menyinggung soal bacapres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

“Kalau nanti insya allah saya terus capres, ini bukan kampanye ya. Kalau nanti pak Ganjar terus maju, pak Anies juga, saya tidak menganggap mereka lawan. Karena mereka saudara saya sendiri,” ujar putra mendiang begawan ekonomi Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo ini.

Prabowo kerap disandingkan dengan kisah Abraham Lincoln Presiden Amerika Serikat ke-16 yang sukses, namun sebelumnya kerap gagal berkali-kali mencalonkan diri.

Seperti diketahui, Prabowo telah empat kali gagal dalam mengikuti pilpres. Mulai Pilpres tahun 2004, 2009, 2014, dan 2019.

Namun, menjelang Pilpres 2024, tak sedikit masyarakat yang mengaitkan ungkapan mendiang Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau dikenal dengan Gus Dur, yang pernah menyinggung nasib Prabowo. Gus Dur menyebut Prabowo akan menjadi presiden di masa tua.

Prediksi Gus Dur ini kembali disampaikan cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari, KH Irfan Yusuf Hakim atau Gus Irfan saat bertemu Prabowo di Pondok Pesantren Tebuireng.

“Saya mengutip ucapannya Gus Dur, beliau pernah mengatakan Pak Prabowo jadi presiden di usia tua,” ungkap Gus Irfan pada Rabu, 4 Mei 2022 silam.

Hal serupa pernah disampaikan KH. Said Aqil Siradj. Mantan Ketua Umum PBNU itu merupakan salah satu orang dekat mendiang Gus Dur. Menurut Said Aqil, Gus Dur pernah memiliki prediksi atau firasat terhadap Prabowo.

“Gus Dur bilang, Anda (Prabowo) masih muda. Sabar dulu, nanti setelah memasuki masa tua akan jadi pemimpin (presiden). Beliau (Gus Dur) bilang begitu,” kata Said Aqil, menirukan ucapan Gus Dur saat menerima silahturahmi Prabowo di Pondok Pesantren Kempek, Cirebon, Jumat (27/6/2023) lalu.

Said Aqil mengaku, Prabowo memiliki kedekatan dengan Gus Dur. Keduanya dikatakan Said Aqil, kerap berdialog sejak Gus Dur belum menjadi Presiden.

Bahkan Prabowo dalam kesempatan pidatonya membuka rahasia dan mengatakan, bahwa dirinya satu-satunya jenderal yang bisa diterima dan masuk kamar pribadi Gus Dur. 

Selain itu, dalam rekaman video yang telah diketahui publik dan dilansir beragam aplikasi medsos, Gus Dur pernah mengatakan pada acara Kick Andy bahwa figur Prabowo adalah sosok seorang tokoh yang ikhlas kepada rakyat Indonesia.

“Kalau orang yang paling ikhlas kepada rakyat Indonesia itu Prabowo. Dia rela berkorban dan mengorban segalanya di atas kepentingan pribadinya,” ujar mendiang Gus Dur.

Nampaknya ungkapan tersebut sedikit banyak telah terbukti, misalnya ketika Prabowo memutuskan untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi. Seperti dikatakan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, belum lama ini, yang mengungkapkan dilema dan kerelaan jiwa seorang Prabowo ketika memutuskan bergabung di kabinet Jokowi.

Satu sisi, kata Yusril, Prabowo tak ingin mengecewakan pendukungnya, tapi di sisi lain keterbelahan rakyat usai kontestasi begitu terasa dan jika dibiarkan sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa.

“Beliau katakan kepada saya, setelah berkontemplasi beliau membulatkan keputusannya dan memutuskan untuk bergabung di kabinet Jokowi, sekaligus meredakan keterbelahan bangsa pasca pilpres, demi indonesia. Dia rela dihina dikatakan macam-macam oleh sebagian pendukungnya yang kecewa. Tapi semua diterimanya dengan lapang dada. Walau saya paham bagaimana perasaannya. Bahkan dia katakan, biarlah waktu nanti mengurai semuanya,” ungkap Yusril, yang saat pilpres 2019 silam ditunjuk sebagai ketua tim hukum Jokowi-Ma’ruf menghadapi gugatan pasangan Prabowo-Sandiaga di MK.

Selain itu, Yusril juga sepakat dengan Prabowo, bahwa demokrasi perlu adanya kritik, namun tidak memerlukan kebencian yang mengakibatkan perpecahan.

“Saya sangat bersepakat dengan Pak Prabowo. Demokrasi yang ideal bagi Indonesia adalah demokrasi yang mengandung kritik, tapi kritik itu tidak frontal dan tidak mengandung kebencian yang dapat mengakibatkan perpecahan di tengah-tengah masyarakat,” ujar Yusril. (*)

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Comments are closed.